Rabu, 15 Juli 2009

Menyiasati Kegundahan Hati


Penulis : KH Abdullah Gymnastiar


Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk menata hati
dikala gundah. Karenanya, dikala suatu musibah dirasa berat, maka
sebenarnya itu semata-mata karena kita belum mampu memahami hikmah di
balik kejadian tersebut. Atau kita masih beranggapan bahwa rencana
kita lebih baik daripada rencana Allah.

Sesungguhnya ilmu kita yang teramat sedikit ini kerap kali diselimuti
hawa nafsu yang cenderung menipu dan menggelincirkan diri. Sedangkan
Dia, adalah Dzat yang maha Mengetahui segala-galanya. Sesuai
firmanNya, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik
bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS.
Al-Baqarah [2] : 216).

Oleh karena itu, bila datang suatu kejadian yang mencemaskan, segera
kuasai diri. Jangan meyiksa diri dengan pikiran yang diada-adakan.
Sehingga kita makin tersiksa. Kedua, segera kembalikan segala urusan
kepada Allah. Yakinilah kesempurnaan sebagai jalan yang terbaik bagi kita.

Ketiga, jangan mendramatisir masalah. Masalah akan menjadi besar jika
kita menjadikannya besar. Sebaliknya, masalah menjadi kecil jika kita
menganggapnya kecil. Dengan demikian, tergantung dari seberapa pintar
kita mengelola masalah.

Oleh karena itu saudaraku, kita harus berupaya istiqamah dalam
membersihkan hati. Semoga hati yang bersih akan tercermin dalam wajah
yang bersih. Mencerminkan hati yang tidak bersih akan terlihat dari
wajah. Wajah merupakan cerminan dari kondisi hati. Orang yang bersih
hati tampak dari wajahnya yang berseri-seri, ceria, murah senyum,
kata-katanya baik, lembut, dan akhlaknya baik. Keindahan yang
sesungguhnya akan terpancar dari dalam (inner beauty). Kunci agar
dicintai Allah salah satunya dengan menjaga kebersihan hati, lisan,
fisik, dan harta kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar